Sabtu, 25 Februari 2012

Daftar Perguruan Tinggi Swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta / Jogjakarta

Bagi sahabat yang ingin melanjutkan studi di perguruan tinggi Swasta di Yogyakarta, berikut adalah daftar perguruan tinggi yang ada meliputi Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik dan Akademi....


Universitas


  • Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta
  • Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Sleman
  • Universitas Cokroaminoto Yogyakarta (UCY), Yogyakarta
  • Universitas Gunung Kidul (UGK), Gunung Kidul
  • Universitas Islam Indonesia (UII), Sleman
  • Universitas Janabadra (UJB), Yogyakarta
  • Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), Yogyakarta
  • Universitas Kristen Immanuel (UKRIM), Sleman
  • Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY), Bantul *Sebelumnya bernama Universitas Wangsa Manggala.
  • Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Bantul
  • Universitas PGRI Yogyakarta (UPY), Bantul
  • Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta (UPN), Sleman
  • Universitas Proklamasi 45 (UP45), Sleman
  • Universitas Respati Yogyakarta (UNRIYO), Sleman
  • Universitas Sanata Dharma (USD), Sleman
  • Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST), Yogyakarta
  • Universitas Teknologi "Yogyakarta" (UTY), Sleman
  • Universitas Widya Mataram Yogyakarta (UWMY), Yogyakarta

Institut


  • Institut Keguruan dan Ilmu Pengetahuan PGRI Wates (IKIP PGRI Wates), Kulon Progo
  • Institut Pertanian STIPER (INSTIPER), Sleman
  • Institut Pertanian Yogyakarta (INTAN Yogyakarta), Sleman
  • Institut Sains & Teknologi AKPRIND (IST AKPRIND), Yogyakarta

Sekolah Tinggi


  • Sekolah Tinggi Bahasa Asing LIA (STBA LIA), Sleman
  • Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi AAN (STIA AAN), Sleman
  • Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bank (STIE Bank), Sleman
  • Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Isti Ekatana Upaweda (STIE IEU), Yogyakarta
  • Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mitra Indonesia, Sleman
  • Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nusa Megar Kencana (STIENUS), Yogyakarta
  • Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata API, Sleman
  • Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Solusi Bisnis Indonesia (STIE SBI), Sleman
  • Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha (STIE Widya Wiwaha), Yogyakarta
  • Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKP (STIE YKP), Bantul
  • Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN (STIE YKPN), Sleman
  • Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ahmad Yani (STIKES Ahmad Yani), Yogyakarta
  • Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah (STIKES Aisyiyah), Yogyakarta
  • Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Al-Islam (STIKES Al-Islam), Yogyakarta
  • Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata (STIKES Alma Ata), Bantul
  • Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhetesda YAKKUM (STIKES Bhetesda YAKKUM), Yogyakarta
  • Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Guna Bangsa (STIKES Guna Bangsa), Sleman
  • Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani (STIKES Madani), Bantul
  • Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global (STIKES Surya Global), Bantul
  • Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Husada (STIKES Wira Husada), Sleman
  • Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yogyakarta (STIKES Yogyakarta), Yogyakarta
  • Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Sleman
  • Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Kartika Bangsa (STISIPOL Kartika Bangsa), Yogyakarta
  • Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Catur Sakti (STKIP Catur Sakti), Bantul
  • Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer AKAKOM (STMIK AKAKOM), Bantul
  • Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer AMIKOM (STMIK AMIKOM), Sleman
  • Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer El Rahma (STMIK El Rahma), Yogyakarta
  • Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Jenderal Achmad Yani (STMIK Jenderal Achmad Yani), Sleman
  • Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Pelita Nusantara (STMIK Pelita Nusantara), Yogyakarta
  • Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA, Sleman
  • Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM), Sleman
  • Sekolah Tinggi Pemerintahan Masyarakat Desa APMD (STPMD APMD), Yogyakarta
  • Sekolah Tinggi Psikologi Yogyakarta (STIPSI Yogyakarta), Yogyakarta
  • Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Visi Indonesia (STSRD VISI), Yogyakarta
  • Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Yayasan Lingkungan Hidup (STTL YLH), Yogyakarta
  • Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto (STTA), Yogyakarta
  • Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan (STTKD), Bantul
  • Sekolah Tinggi Teknologi Nasional (STT-NAS), Sleman

Politeknik


  • Politeknik API, Sleman
  • Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia (POLTEKES BSI), Bantul
  • Politeknik Kesehatan Permata Indonesia, Sleman
  • Politeknik LPP, Yogyakarta
  • Politeknik Mekatronika Sanata Dharma, Sleman
  • Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta
  • Politeknik Seni Yogyakarta, Sleman

Akademi


  • Akademi Akuntansi YKPN (AA YKPN), Yogyakarta
  • Akademi Analis Farmasi Al Islam, Yogyakarta
  • Akademi Analisis Kesehatan Manggala, Bantul
  • Akademi Bahasa Asing Sinema (ABA Sinema), Yogyakarta
  • Akademi Bahasa Asing YIPK (ABA YIPK), Yogyakarta
  • Akademi Farmasi Indonesia (AKFARINDO), Yogyakarta
  • Akademi Fisioterapi YAB, Bantul
  • Akademi Kebidanan Nyai Ahmad Dahlan, Bantul
  • Akademi Kebidanan Ummi Khasanah, Bantul
  • Akademi Kebidanan Yogyakarta, Bantul
  • Akademi Keperawatan Karya Bakti Husada, Bantul
  • Akademi Keperawatan Notokusumo (AKPER Notokusumo), Yogyakarta
  • Akademi Keperawatan Panti Rapih (AKPER Panti Rapih), Sleman
  • Akademi Keperawatan YKY (AKPER YKY), Bantul
  • Akademi Kesehatan Karya Husada (AKES Karya Husada), Yogyakarta
  • Akademi Kesejahteraan Sosial AKK, Yogyakarta
  • Akademi Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga Bahtera, Yogyakarta
  • Akademi Komunikasi Indonesia YPK (AKINDO), Sleman
  • Akademi Komunikasi Radya Binatama (AKRB), Bantul
  • Akademi Komunikasi Yogyakarta, Sleman
  • Akademi Manajemen Administrasi Dharmala, Bantul
  • Akademi Manajemen Administrasi YPK (AMA YPK), Yogyakarta
  • Akademi Manajemen Administrasi Yogyakarta (AMA Yogyakarta), Yogyakarta
  • Akademi Manajemen Informatika dan Komputer BSI Yogyakarta (AMIK BSI Yogyakarta), Sleman
  • Akademi Manajemen Putra Jaya, Yogyakarta
  • Akademi Maritim Ganesha, Yogyakarta
  • Akademi Maritim Yogyakarta, Sleman
  • Akademi Pariwisata BSI Yogyakarta (AKPAR BSI Yogyakarta), Sleman
  • Akademi Pariwisata Buana Wisata (AKPAR Buana Wisata), Yogyakarta
  • Akademi Pariwisata Dharma Nusantara Sakti (AKPAR Dharma Nusantara Sakti), Sleman
  • Akademi Pariwisata Indraphrasta (AKPAR Indraphrasta), Yogyakarta
  • Akademi Pariwisata Stipary (AKPAR Stipary), Sleman
  • Akademi Pariwisata Yogyakarta (AKPAR Yogyakarta), Yogyakarta
  • Akademi Perikanan Yogyakarta, Yogyakarta
  • Akademi Pertanian Yogyakarta, Sleman
  • Akademi Peternakan Brahmaputra, Yogyakarta
  • Akademi Sekretari dan Manajemen Indonesia (ASMI), Bantul
  • Akademi Sekretari dan Manajemen Indonesia Desanta (ASMI Desanta), Bantul
  • Akademi Sekretari dan Manajemen Marsudirini Santa Maria, Yogyakarta
  • Akademi Seni Rupa dan Desain Akseri (ASRD Akseri), Yogyakarta
  • Akademi Seni Rupa dan Desain MSD, Yogyakarta
  • Akademi Teknik Radiagnosik dan Radiografi, Sleman
  • Akademi Teknik PIRI, Bantul
  • Akademi Teknik YKPN, Yogyakarta
  • Akademi Teknologi Otomotif Nasional (ATONAL), Sleman

Kamis, 23 Februari 2012

OBJEK WISATA DI JOGJA / YOGYAKARTA



Yogyakarta adalah daerah tujuan wisata terbesar kedua setelah Bali . Berbagai macam tempat-tempat  wisata menjadi tujuan bagi para wisatawan baik luar negeri maupun dalam negeri. Berbagai jenis obyek wisata dikembangkan di wilayah ini, seperti wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata pendidikan, wisata belanja, bahkan yang terbaru wisata malam. Mari kita kupas masing masing sektor tersebut.
 
Lahar Gunung Merapi
Kita mulai  dari wisata alam. Yogyakarta menawarkan 2 objek utama yaitu wisata pegunungan di sebelah utara dan wisata pantai di bagian selatan. Di ujung utara Yogyakarta, Anda dapat melihat Gunung Merapi berdiri dengan gagah. Gunung ini adalah salah satu dari gunung berapi yang paling aktif di Indonesia. Kaliurang menawarkan kesejukan serta pemandangan gunung Merapi. Bagi yang ingin melihat bekas dahsyatnya letusan gunung Merapi bisa melihatnya di Kaliadem ataupun Kinahrejo, tempat almarhum Mbah Maridjan tinggal.   
 
Pantai Indaryanti
Di bagian selatan Yogyakarta, Anda akan menemukan banyak pantai. Pantai yang paling terkenal adalah Pantai Parangtritis karena lokasinya yang paling mudah dijangkau. Selain itu juga ada pantai lain seperti Kuwaru, Glagah, Baron, Parangkusumo dan  Samas. Di daerah Gunungkidul terdapat pantai-pantai alami yang indah memiliki pasir putih yang sangat eksotis yaitu Pantai Drini, Sundak, Kukup, Siung, Krakal, Wediombo, Ngrenehan, Ngobaran, Gesing, Sadeng dan yang terbaru adalah pantai Indrayanti.
Candi Borobudur
Untuk wisata sejarah, Candi Borobudur dan Candi Prambanan menjadi obyek wisata yang masih disukai oleh para wisatawan. Borobudur salah satu 7 ke ajaiban dunia yang dimiliki oleh Indonesia, Candi ini yang menarik minat wisatawan untuk mengunjungi dan ke ingin tahuan candi yang memiliki umur ribuan tahun. Tidak kalah dengan Borobudur, Prambanan merupakan tempat favorit para wisatawan untung berkunjung kesana. Candi yang terletak di sebelah timur kota Yogyakarta ini, memiliki panorama yang indah bagi para wisatawan.
Objek lainnya yang ramai dikunjungi adalah Kraton. Kraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama Kraton Yogyakarta merupakan pusat dari museum hidup kebudayaan Jawa yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tidak hanya menjadi tempat tinggal raja dan keluarganya semata, Kraton juga menjadi kiblat perkembangan budaya Jawa, sekaligus penjaga nyala kebudayaan tersebut. Di tempat ini wisatawan dapat belajar dan melihat secara langsung bagaimana budaya Jawa terus hidup serta dilestarikan. Meski sudah berusia ratusan tahun dan sempat rusak akibat gempa besar pada tahun 1867, bangunan Kraton Yogyakarta tetap berdiri dengan kokoh dan terawat dengan baik. Di sekitar kraton juga terdapat beberapa objek sejarah antara lain Taman Sari, Masjid Agung, Alun-alun dan bangunan-bangunan tua disekitarnya. Objek sejarah lainnya adalah Monumen Jogja Kembali, Benteng Vendenburg, Gedung Agung, Museum Afandi, dan lain-lain.
Sebagai kota budaya, Yogyakarta adalah kota tua yang relatif terjaga kelestarian budayanya. Sampai saat ini dan tidak berlebihan jika yogyakarta dikatakan pusat kebudayaan khususnya kebudayaan jawa sehingga banyak ditemukan peninggalan sejarah massa lampau yang memiliki nilai wisata.

Malioboro
Wisata belanja yang dari dulu dan sampai sekarang ini selalu diminati para wisatawan baik domestik maupun mancanegara adalah wisata belanja di kawasan Malioboro. Disini Anda dapat membeli berbagai macam kerajinan, souvenir, kaos, batik. Diujung selatan Malioboro terdapat pasar Bringharjo yang menjadi pusat grosir batik. Objek belanja lainnya adalah kerajinan gerabah di Kasongan, kerajinan kulit di Manding Bantul, Pasar seni Gabusan, dan Pasar Klithikan (pasar khusus barang-barang bekas).

Yogyakarta merupakan tempat tradisi dan dinamika modern berjalan berdampingan. Suasana Kota Jogja tidak dapat ditemukan di kota-kota lainnya. Kombinasi yang unik antara candi-candi kuno, sejarah, tradisi, budaya, dan kekuatan alam menjadikan Yogyakarta sangat layak untuk dikunjungi.

AYO BERKUNJUNG KE YOGYAKARTA !!!!

Rabu, 01 Februari 2012

SEJARAH KEISTIMEWAAN DIY

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan Daerah Istimewa yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1950 jo Nomor 19 Tahun 1950.  Secara administrasi, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi bekas Daerah Kasultanan Yogyakarta dan Daerah Pakualaman, terdiri dari 1 Kota dan 4 kabupaten dengan luas 3.185,80 Km2 atau 0,17 % dari luas Indonesia.

Sebelum Indonesia merdeka, Yogyakarta merupakan gabungan dari dua wilayah, yaitu wilayah Kasultanan Yogyakarta dan wilayah Kadipaten Pakualaman.  Pada masa penjajahan Belanda, ditetapkan bahwa daerah yang telah mempunyai asal usul pemerintahan sendiri disebut Zelbersturende Landschappen  atau disebut juga Daerah Swapraja.  Oleh Pemerintah Belanda, Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten  Pakualaman diakui sebagai kerajaan sehingga berhak untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Kontrak politik Kasultanan dengan Pemerintah Belanda terakhir tercantum dalam Staatsblad 1941 Nomor 47, dan dengan Pakualaman dalam Staatsblad 1941 Nomor 577.

Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat didirikan oleh Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1755.  Sedangkan Kadipaten Pakualaman didirikan oleh Pangeran Notokusumo (saudara Sultan hamengku Buwono II) yang kemudian bergelar Adipati Paku Alaman I pada tahun 1813.


Pada saat pernyataan kemerdekaan RI, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII mengirim kawat kepada Presiden RI yang menyatakan bahwa Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman menjadi bagian wilayah Negara Kesatuan RI, dan dinyatakan sebagai Daerah Istimewa melalui “Piagam Kedudukan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII dari Presiden RI” pada tanggal 19 Agustus 1945.  Disamping itu dalam “amanat” Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII juga disampaikan bahwa keduanya memegang kekuasaan pemerintahan di Yogayakarta serta bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI.  Selanjutnya ditindak lanjuti oleh Pemerintah RI dengan menerbitkan ketentuan-ketentuan, yang terakhir dalam Undang-undang No. 5 tahun 1974 Bab VII aturan Peralihan pasal 91 (b) menyebutkan bahwa Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta tidak terikat pada ketentuan masa jabatan, syarat dan cara pengangkatan bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah lainnya.

Komitmen Sultan Hamengku Buwono IX terus berlanjut, dan pada saat Ibukota Jakarta dalam situasi kitis dari ancaman negara kolonial Belanda, Yogyakarta dijadikan Ibukota Negara Republik Indonesia untuk melakukan perlawanan terhadap penjajah dari tanggal 4 Januari 1946 sampai tanggal 27 Desember 1949.    Langkah lainnya adalah menyediakan Kraton Yogyakrta, khususnya Pagelaran, Gedung Siti Hinggil dan sejumlah bangunan l;ainnya dipinjamkan kepada negara untuk dijadikan gedung sementara bagi penyelenggaraan pendidikan, yang kemudian menjadi universitas negeri pertama di Indonesia, Universitas Gajah Mada.  Kemudian dalam rangka perjuangan merebut kembali Irian Barat kepangkuan RI, Presiden RI Soekarno mengeluarkan Perintah Tri Komando Rakyat (TRIKORA) di Alun-alun Utara Yogyakarta.

Setelah Sri Sultan Hamengku Buwono IX wafat pada tanggal 3 Oktober 1988, Sri paduka Paku Alam VIII ditunjuk untuk melaksanakan tugas dan kewenangan sehari-hari sebagai Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 340 tahun 1988.  Kemudian pada tanggal 7 Maret 1989, KGPH Mangkubumi dinobatkan sebagai Sultan dengan gelar Sri Suktan Hamengku Buwono X.

Pada masa akhir pemerintahan Orde Baru terjadi situasi kritis di seluruh Indonesia, dimana masyarakat sedang memperjuangkan reformasi pemerintahan, Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Sri paduka Paku Alam VIII memandang perlu mengeluarkan “Maklumat”.  Maklumat yang diserukan bersama masyarakat Yogyakarta di Alun-alun utara pada tanggal 20 Mei 1998, pada hakekatnya merupakan sebuah komitmen Sultan, Paku Alaman dan masyarakat Yogayakarta untuk memperjuangkan dan menegakan demokrasi dan kedaulatan rakyat di Indonesia.

Hal yang sangat mengesankan dikatakan oleh Sultan Hamengku Buwono X saat dinobatkan sebagai Sultan adalah buat apa sebuah tahta dan menjadi Sultan apabila tidak memberikan manfaat bagi masyarakat.   Beliau menegaskan pula tidak rela membiarkan Kraton Yogyakarta sekedar menjadi artefak budaya, diharapkan kraton serta seluruh isinya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya dan manfaat bagi negara pada umumnya.

Profil Yogyakarta


Yogyakarta merupakan Ibukota Propinsi dari DIY yang merupakan satu dari 33 daerah Tingkat I yang ada di Indonesia. Yogyakarta sebuah kota yang kaya predikat, baik berasal dari sejarah maupun potensi yang ada, seperti sebagai kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, dan kota pariwisata. Menurut Babad Gianti, Yogyakarta atau Ngayogyakarta (bahasa Jawa) adalah nama yang diberikan Paku Buwono II (raja Mataram tahun 1719-1727) sebagai pengganti nama pesanggrahan Gartitawati. Yogyakarta berarti Yogya yang kerta, Yogya yang makmur, sedangkan Ngayogyakarta Hadiningrat berarti Yogya yang makmur dan yang paling utama. Sumber lain mengatakan, nama Yogyakarta diambil dari nama (ibu) kota Sanskrit Ayodhya dalam epos Ramayana. Dalam penggunaannya sehari-hari, Yogyakarta lazim diucapkan Jogja(karta) atau Ngayogyakarta (bahasa Jawa).
Sebutan kota perjuangan untuk kota ini berkenaan dengan peran Yogyakarta dalam konstelasi perjuangan bangsa Indonesia pada jaman kolonial Belanda, jaman penjajahan Jepang, maupun pada jaman perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Yogyakarta pernah menjadi Ibukota negara Republik Indonesia. Disamping itu pada masa-masa perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan, Yogyakarta memiliki peran yang sangat strategis seperti Perjuangan gerilya Panglima Besar Jenderal Sudirman, Serangan Umum 1 Maret, sampai dengan peranan Sri Sultan Hamengkubowono IX yang merupakan tokoh nasional yang berperan penting di masa-masa awal kemerdekaan. Status Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa berkenaan dengan runutan sejarah Yogyakarta, baik sebelum maupun sesudah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Sebutan Yogyakarta sebagai kota budaya erat kaitannya dengan keberadaan Yogyakarta sebagai pusat budaya Jawa. Hal ini tidak lepas dari sejarah bahwa Yogyakarta pernah menjadi pusat kerajaan, baik Kerajaan Mataram (Islam), Kesultanan Yogyakarta maupun Kadipaten Pakualaman. Sebutan kota kebudayaan untuk kota ini berkaitan erat dengan peninggalan-peninggalan budaya bernilai tinggi semasa kerajaan-kerajaan tersebut yang sampai kini masih tetap lestari. Sebutan ini juga berkaitan dengan banyaknya pusat-pusat seni dan budaya. Kraton Yogyakarta merupakan simbol budaya adiluhung yang mencerminkan keberlangsungan pemerintahan di Yogyakarta sejak HB I sampai saat ini yang masih eksis. Di Indonesia hanya di Yogyakarta yang masih mengakui raja sebagai kepala pemerintahan (Gubernur).

Predikat sebagai kota pelajar berkaitan dengan sejarah dan peran kota ini dalam dunia pendidikan di Indonesia. Di samping adanya berbagai pendidikan di setiap jenjang pendidikan tersedia di propinsi ini, di Yogyakarta terdapat banyak mahasiswa dan pelajar dari seluruh penjuru Indonesia, bahkan dari manca negara. Tidak berlebihan bila Yogyakarta disebut sebagai miniatur Indonesia. Universitas Gadjah Mada adalah Universitas tertua di Indonesia, yang sangat terkenal sebagai kampus kerakyatan dan lulusannya telah tersebar di seluruh Indonesia. Disamping itu banyak juga perguruan tinggi lain yang jumlahnya sangat banyak dan beragam jurusan yang dimiliki.
Sebutan Yogyakarta sebagai kota pariwisata menggambarkan potensi propinsi ini dalam kacamata kepariwisataan. Yogyakarta adalah daerah tujuan wisata terbesar kedua setelah Bali. Berbagai jenis obyek wisata dikembangkan di wilayah ini, seperti wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata pendidikan, bahkan, yang terbaru, wisata malam.
Disamping itu, terdapat tidak kurang dari 70.000 industri kerajinan tangan, dan sarana lain yang amat kondusif seperti fasilitas akomodasi dan transportasi yang amat beragam, aneka jasa boga, biro perjalanan umum, serta dukungan pramuwisata yang memadai, tim pengamanan wisata yang disebut sebagai Bhayangkara Wisata. Potensi ini masih ditambah lagi dengan letaknya yang bersebelahan dengan Propinsi Jawa Tengah yang memiliki Candi Borobudur, sehingga menambah keragaman obyek yang telah ada. Ragam spesisifikasi obyek dengan karakter dan keunikan seperti Kraton, Candi Prambanan, kerajinan perak di Kotagede. Spesifikasi obyek ini msih didukung oleh kombinasi obyek fisik dan obyek non fisik dalam paduan yang serasi. Kesemua faktor tersebut memperkuat daya saing DIY sebagai propinsi tujuan utama (primary destination) tidak saja bagi wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Sebutan Prawirotaman dan Sosrowijayan sebagai 'kampung internasional' membuktikan kedekatan atmosfir Yogyakarta dengan 'selera eksotisme' wisatawan mancanegara.

Yogyakarta memiliki beberapa kekuatan daya tarik, seperti iklim yang baik, atraksi pemandangan yang beragam, budaya yang menarik dan sejarah, masyarakat yang ramah dan bersahabat, akomodasi khas, gaya hidup, harga yang pantas.